Tarif Tol Trans Jawa Naik per 17 Januari 2021

 


Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah bakal segera melakukan penyesuaian tarif beberapa ruas jalan tol Trans Jawa dalam waktu dekat. Kenaikan tarif tol di beberapa ruas ini tentunya akan menambah ongkos para pengguna jalan tol Trans Jawa.

Staf Ahli Menteri PUPR V Endra Atmawidjaja mengatakan, pembelakuan penyesuaian tarif tol ini akan berlaku pada 17 Januari 2021 pukul 00.00 WIB.

Endra mengatakan, sebenarnya pihaknya telah memasuki jatuh tempo penyesuaian tarif jalan tol di tahun 2020, namun hal tersebut harus ditunda karena adanya pandemi Covid-19.

"Kami sampaikan waktu pemberlakuan (penyesuaian tarif jalan tol) 17 Januari (2021) pukul 00.00 WIB," ujar Endra dalam konferensi pers Jasa Marga secara virtual, Kamis (14/1/2021).

Kepala Bagian Umum BPJT Kementerian PUPR Mahbullah Nurdin menjelaskan ruas-ruas tol yang akan mengalami penyesuaian. Terdapat beberapa ruas yang dikelola Jasa Marga dan beberapa ruas yang dikelola Waskita Toll Road.

"Tadi sudah disampaikan, jadi ruas JORR, Cipularang, Padaleunyi, Palikanci (Palimanan-Kanci), Semarang ABC dan Surabaya - Gempol. Itu yang Jasa Marga," ujar Nurdin.

Lalu, ruas tol Jakarta-Cikampek dan Jakarta-Cikampek II Elevated juga akan mengalami penyesuaian tarif.

Sementara, untuk ruas yang dikelola Waskita Toll Road ialah Pejagan-Pemalang dan Kanci Pejagan. Nurdin bilang, penyesuaian tarif tol untuk ruas ini juga dilakukan pada 17 Januari 2021.

"Ini SK (Surat Keputusan)nya sudah keluar tahun 2020 dan belum penerapan penyesuaian tarif tol," katanya.

Sumber : https://m.liputan6.com/bisnis/read/4457008/tarif-tol-trans-jawa-naik-per-17-januari-2021

Share:

Tak Sanksi Petahana yang Kampanye Terselubung, Ketua KPU Gorontalo Dicopot

 


Jakarta - 

Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memberhentikan Rasid Sayiu selaku Ketua KPU Kabupaten Gorontalo. Rasid dinyatakan mengabaikan rekomendasi Bawaslu terkait kampanye terselubung petahana.

Kasus bermula saat Bawaslu Kabupaten Gorontalo mengeluarkan rekomendasi yang tertuang dalam Surat Nomor 210/K.GO-03/PM-06.02/X/2020 perihal Penerusan Pelanggaran Adiminstrasi Pemilihan tertanggal 10 Oktober 2020. Pada pokoknya merekomendasikan membatalkan Calon Bupati Petahana Kabupaten Gorontalo Nelson Pomalingo karena terbukti melakukan pelanggaran Pasal 71 ayat (3) UU Pilkada.

Sebab Bawaslu menemukan Nelson-Hendra melakukan kampanye terselubung. Yaitu berkenaan dengan kegiatan jelajah wisata pada 11 Juli 2020, peluncuran hand sanitizer NDP-912 pada 23 Juli 2020, dan pemberian bantuan perikanan pada 14 September 2020.

Bawaslu menilai perbuatan itu melanggar Pasal 71 ayat (3) UU Pilkada yaitu petahana dilarang menggunakan kewenangan, program, dan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon baik di daerah sendiri maupun di daerah lain dalam waktu 6 bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan penetapan pasangan calon terpilih.

Namun rekomendasi itu tidak dilanjuti oleh KPU Kabupaten Gorontalo. Hal itu dinilai DKPP sebagai pelanggaran etik.

"Menjatuhkan sanksi peringatan keras dan pemberhentian dari jabatan ketua kepada teradu I Rasid Sayiu selaku Ketua merangkap Anggota KPU Kabupaten Gorontalo terhitung sejak Putusan dibacakan," kata Ketua DKPP Muhammad yang tertuang dalam putusan DKPP sebagaimana dikutip detikcom, Kamis (14/1/2021).

DKPP menilai kesimpulan anggota KPU Kabupaten Gorontalo yang menyatakan tiga peristiwa dalam rekomendasi a quo adalah bentuk penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi daerah tidak dapat dibenarkan secara etika. Anggota KPU Kabupaten Gorontalo selaku penyelenggara pemilu semestinya memiliki kepekaan dan wawasan yang luas dalam menghadapi dinamika politik daerah sehingga dapat menangkap intensi suatu program atau kegiatan sebagai bentuk penyalahgunaan jabatan.

"Sikap profesionalitas penyelenggara pemilu tidak hanya diukur berdasarkan pelaksanaan tugas dan kewenangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, tetapi juga sejauh mana tugas dan kewenangan yang dimiliki dapat menghadirkan keadilan demi terwujudnya Pilkada yang berintegritas," ujar DKPP.

Berkenaan dengan pertimbangan tersebut, DKPP menyatakan anggota KPU Kabupaten Gorontalo terbukti tidak profesional dalam menindaklanjuti rekomendasi a quo.

"DKPP perlu menjatuhkan sanksi lebih berat kepada Teradu I selaku Ketua KPU Kabupaten Gorontalo dalam rangka memberikan peringatan agar ke depan Para Teradu (anggota KPU Kabupaten Gorontalo) lebih serius dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas dan kewenangannya," ucap DKPP.

Anggota KPU Kabupaten Gorontalo yang dijatuhi sanksi peringatan keras yaitu Kadir Mertosono, Ruzli Z.B Utiarahman, Rivon Umar dan Rasid Patamani.

"Dengan demikian, dalil aduan Pengadu pada angka [4.1.1] terbukti dan jawaban Para Teradu tidak meyakinkan DKPP. Para Teradu terbukti melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (3) huruf f dan h juncto Pasal 15 Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum," sambung DKPP.

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5333378/tak-sanksi-petahana-yang-kampanye-terselubung-ketua-kpu-gorontalo-dicopot?_ga=2.134213710.157089458.1610512147-1276086109.1610512147

Share:

Dear Raffi Ahmad, Ini Pidato Presiden Ingatkan Taat Prokes Meski Sudah Divaksin

 


Jakarta - 

Raffi Ahmad, salah satu selebritis yang diberi kesempatan vaksin perdana, kedapatan ikut pesta setelah divaksin virus Corona (COVID-19). Padahal Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengingatkan untuk tetap menaati protokol kesehatan meski sudah divaksin.

Pernyataan Jokowi itu disampaikan dalam pidatonya setelah divaksin pada Rabu (13/1) di Istana Kepresidenan. Raffi Ahmad menjadi satu-satunya selebritis yang ikut divaksin bersama Jokowi kemarin.

Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan pentingnya vaksinasi guna memutus rantai penularan COVID-19. Namun, dia mengingatkan, disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan tetap harus dilakukan meski vaksinasi telah dilakukan.

"Vaksinasi COVID-19 ini penting untuk kita lakukan untuk memutus rantai penularan virus Corona ini dan memberikan perlindungan kesehatan kepada kita, dan keselamatan, keamanan kepada kita semua masyarakat Indonesia dan membantu percepatan proses pemulihan ekonomi. Terakhir, meskipun telah dilaksanakan vaksinasi, saya ingin mengingatkan kembali tentang pentingnya disiplin terhadap protokol kesehatan ini tetap kita lakukan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan," kata Jokowi.

Pernyataan lengkap Jokowi seusai proses vaksin COVID-19 perdana:

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semua sebangsa dan setanah air, baru saja saya tadi bersama-sama dengan perwakilan dari bidang kesehatan, perwakilan agama, perwakilan pedagang pasar, perwakilan pengusaha, perwakilan buruh, perwakilan guru dan dari perwakilan tenaga kesehatan telah melakukan vaksinasi.

Dari kesehatan terima kasih telah bersama-sama dengan saya tadi divaksin Bapak Ketua IDI, Bapak Daeng M Faqih, dan juga dari perwakilan agama saya ingin ucapkan terima kasih kepada Bapak Kiai Ishomuddin, kemudian dari sekjen MUI Bapak Amiesyah Tambunan beliau juga tokoh Muhammadiyah dan Bapak Kiai Ishomuddin dari Nahdlatul Ulama dan juga perwakilan guru hadir langsung Ketua PGRI, Prof Unifah Rosyidi, kemudian dari Ketua PPNI Pak Arif dan Sekjen Ikatan Bidan Bu Ade Zubaedah, serta dari perwakilan buruh Ibu Agustini Setiorini dan juga perwakilan dari PGI, KWI, PHDI, Permabudhi, dari Matagin, juga ada Ibu Narti pedagang sayur inpres gading Jakarta Utara, hadir juga serta perawat Ibu Nur dari Dinkes DKI dan dari lain-lainnya.

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5333343/dear-raffi-ahmad-ini-pidato-presiden-ingatkan-taat-prokes-meski-sudah-divaksin?_ga=2.95302748.157089458.1610512147-1276086109.1610512147

Share:

Global Lesu, Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Sulit Dicapai


TEMPO.COJakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia akan sulit mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen. Sebabnya, perekonomian dunia belakangan juga tengah melesu. "Kalau rata-rata tujuh persen itu berat sekali," ujar dia saat menyambangi Kantor Tempo, Jakarta Selatan, Senin, 8 April 2019.
Padahal, Indonesia saat ini tengah mengalami fase bonus demografi. Pada fase tersebut, penduduk usia produktif antara 15 tahun hingga 64 tahun dalam suatu negara berada pada jumlah yang besar. Berdasarkan Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, pemerintah menyiapkan tiga skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni rendah, sedang, dan tinggi.
Pada skenario rendah, Indonesia ditargetkan mencapai pertumbuhan 5,4 persen per tahun. Adapun pada skema sedang atau baseline, pertumbuhan ditargetkan 5,7 persen per tahun. Pada skema optimistis, pertumbuhan diperkirakan mencapai rata-rata 6 persen per tahun.
Sebelumnya, Direktur Riset Center of Reform on Economics, Piter Abdullah, mengatakan bahwa pemerintah mesti memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi lagi. Hal ini penting agar Indonesia tidak masuk jebakan negara dengan pendapatan menengah. 
Pertumbuhan tinggi, kata Piter, juga dibutuhkan untuk memanfaatkan bonus demografi. "Hitungan Core, agar bonus demografi tidak menjadi bencana demografi, kita butuh pertumbuhan rata-rata 7 persen selama sebelas tahun ke depan," ujar Piter dalam pesan singkat kepada Tempo, Ahad, 31 Maret 2019.
Piter mengapresiasi pemerintah bisa menjaga pertumbuhan di level 5 persen. Namun, ia mengingatkan Indonesia butuh pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih besar agar di tahun 2030 tidak mengalami bencana demografi.
Adapun rancangan RPJMN 2020-2024, menurut Bambang, disusun sesuai kondisi global. "Kami melihat faktor realistisnya, faktor realistisnya di global itu sepertinya sangat sulit untuk kita membayangkan ekonomi seperti Cina yang pada saat jaya-jayanya bisa tumbuh double digit dalam waktu 20 tahun ya," katanya.
Bambang menyebut negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara G20, India, pun diperkirakan tidak bisa menyamai kondisi prima Cina. Pertumbuhan ekonomi India berada di kisaran tujuh hingga delapan persen. "Dan mungkin itu tidak akan berlangsung lama."
Pada 2018 lalu, Indonesia menempati posisi ketiga negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negara G20, dengan pertumbuhan 5,17 persen. Posisi pertama masih ditempati oleh India dengan pertumbuhan 7,3 persen, diikuti oleh Cina yang tumbuh 6,6 persen.
Kendati demikian, Bambang mengatakan bukan mustahil pertumbuhan ekonomi Indonesia sesekali bisa mencapai 7 persen. "Tidak berarti kita sekitar 5 terus. Tapi kan dia bisa naik turun, bisa sekitar 6 atau 7 persen."
Share:

Sri Mulyani Klaim Arah Pembangunan Ekonomi Indonesia Sudah Benar


TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim pembangunan yang saat ini dilakukan pemerintah sudah pada arah yang benar dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Sehingga, persoalan yang saat in terjadi bukanlah pada arah pembangunan, namun pada kecepatan dari pembangunan tersebut.
“Persoalannya lebih ke kualitasnya, bukan pada direction. Kalau ada yang ingin lebih cepat, pemerintah juga ingin lebih cepat,” kata Sri saat saat ditemui usai menghadiri rapat bersama Badan Anggaran DPR RI di Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 22 Juli 2019.
Sri  Mulyani menyebut arah pembangunan saat ini telah mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas karena sejumlah indikator turut membaik.Di antaranya adalah angka pengangguran, kemiskinan, hingga indeks pembangunan manusia atau Human Development Index (HDI). “Bahkan untuk unemployment (angka pengangguran), termasuk yang terendah, kemiskinan juga turun,” kata dia,
Dalam catatan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sejumlah indikator menunjukkan beberapa perbaikan dari 2015 hingga 2019. Pertama, sepanjang tahun tersebut, tercipta 11,19 juta kesempatan kerja baru. Angka ini melampaui target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2015-2019 yang sebesar 10 juta kesempatan kerja.
Kedua, tingkat pengangguran terbuka ditekan menjadi 5,01 persen pada Februari 2019. Angka ini merupakan yang terendah sejak krisis moneter 1997/1998. Ketiga yaitu indeks pembangunan manusia yang mengalami kenaikan rata-rata mencapai 0,89 persen. Bappenas menyebut angka ini masuk dalam kategori tinggi.
Meski demikian, ekonomi memang belum bisa tumbuh lebih cepat karena beberapa faktor yang terjadi. Pertama yaitu kinerja ekspor yang belum bisa tumbuh maksimal karena tantangan dari sisi eksternal yang saat ini cukup besar. Di sisi lain, sektor produksi telah mencapai output gap hampir 0 persen. “Berarti kami harus meningkatkan kapasitasnya,” kata Sri Mulyani.
Share:

BI Prediksi Ekonomi 2020 Lebih Baik, Tumbuh Sampai 5,5 Persen


TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti optimistis ekonomi negara pada 2020 akan tumbuh baik. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2020 masih berkisar 5,1 hingga 5,5 persen.
"Kami melihat prospek ekonomi pada 2020 itu sangat baik. Kami melakukan preemptive action (tindakan pencegahan) menurunkan suku bunga untuk mengantisipasi pertumbuhan," ujarnya dalam acara Economic Outlook 2020 di Pacific Place, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
Adapun sampai akhir 2019, ia meramalkan pertumbuhan ekonomi berkisar 5,0 persen sampai 5,4 persen. Destry mengatakan ekonomi Indonesia masih bertahan pada kisaran 5 persen di tengah perang dagang Amerika Serikat dan Cina yang menyebabkan terjadinya resesi atau pelemahan di segala sektor.
Gejolak ekonomi global akibat eskalasi sentimen dagang sebelumnya ditandai dengan aksi Amerika Serikat menaikkan bea masuk barang dari Cina sekitar 10 persen atau senilai US$ 250 miliar.
Pada fase selanjutnya, Amerika Serikat meningkatkan lagi bea masuk untuk barang Cina sekitar US$ 300 miliar dengan kisaran 10-25 persen. Kondisi ini mengakibatkan resesi atau pelemahan perdagangan dunia. Kegiatan ekspor Indonesia turut terpukul sehingga memperlebar celah transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
"Untuk menghadapi kondisi ini kita akan mengoptimalkan domestik ekonomi yang kita miliki. Sebab, perang dagang akan terjadi berkepanjangan," tuturnya.
Bank Indonesia, ujar Destry, juga telah mengambil kebijakan pelonggaran moneter, yakni menurunkan tingkat suku bunga, sebanyak dua kali. Tujuannya ialah memberikan ruang bagi perbankan untuk bisa menyalurkan kredit. Sebab, dengan likuiditas yang baik, perbankan dapat menekan suku bunga kredit.
Selain pertumbuhan ekonomi, Destry memaparkan prediksi inflasi yang masih akan terjaga di kisaran 3 persen plus-minus 1 sepanjang 2020. Ia juga optimistis CAD akan lebih rendah ketimbang 2019 dengan optimmalisasi konsumsi dalam negeri. "Lalu konsumen meningkat di level 7-9 persen," ujar Deputi Senior BI tersebut.
Share:

Tantangan Ekonomi Presiden Terpilih


Haryo Kuncoro
Direktur Riset Socio-Economic & Educational Business Institute
Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Sambil menunggu pelantikan, mereka harus segera bersiap menghadapi sejumlah tantangan ekonomi yang tidak ringan.
Dalam sistem ekonomi apa pun, kinerja ekonomi pemerintahan akan diukur dari empat indikator. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berkutat di seputar angka 5 persen. Agar segera keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap), pertumbuhan ekonomi setidaknya harus menggapai 7 persen.
Kerja ekstra keras mutlak dilakukan lantaran komposisi produk domestik bruto sebagai dasar penghitungan pertumbuhan ekonomi masih didominasi konsumsi rumah tangga. Untuk menuju pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam jangka panjang, komponen investasi dan ekspor harus mengambil peran dominan.
Kedua, kualitas pertumbuhan ekonomi yang berkaitan erat dengan pemerataan distribusi pendapatan dan penciptaan kesempatan kerja. Sebaran sumber pertumbuhan secara spasial masih didominasi Jawa dan Sumatera. Sementara itu, secara sektoral, kinerja industri tetap menjadi cermin perekonomian nasional.
Kondisi ini berimbas pada indikator turunannya. Kelenturan antara pertumbuhan output nasional dan penyerapan tenaga kerja semakin rendah. Ironisnya, ketimpangan yang diukur dari indeks Gini malah semakin membaik di tengah angka pengangguran yang secara absolut mengalami peningkatan.
Ketiga, stabilisasi internal yang diukur dari tingkat inflasi relatif terkendali dalam tiga tahun terakhir. Namun unsur pembentukan inflasi masih belum merata. Komponen harga barang bergejolak dan harga yang diatur pemerintah masih menjadi pemantik inflasi utama.
Penghitungan inflasi yang melulu berbasis indeks harga konsumen (IHK) masih bias. Kombinasi dengan indeks harga produsen (IHP) dan indeks harga impor (IHI) semestinya dilakukan agar komprehensif. Dua indeks harga terakhir itu sekaligus merefleksikan stabilisasi eksternal yang diukur dari nilai mata uang asing.
Pengaruh depresiasi rupiah pada inflasi IHK beroperasi tidak langsung. Efek depresiasi nilai tukar bekerja langsung pada harga impor dan harga produsen. Studi empiris Tunc (2017) menunjukkan dampak depresiasi pada inflasi IHK paling kecil dibanding inflasi IHI dan IHP. Maka, stabilisasi nilai tukar tetap menjadi tantangan pemerintahan mendatang.
Keempat, keseimbangan sektor privat belum tercapai antara tabungan dan investasi sehingga menghendaki arus dana dari luar negeri. Arus dana asing, sayangnya, masih masif berwujud investasi portofolio, alih-alih penanaman modal yang membawa manfaat pada kesempatan kerja dan alih teknologi.
Keseimbangan sektor publik juga belum terpenuhi lantaran penerimaan pemerintah lebih kecil daripada belanja negara sehingga mengharuskan utang. Rasio pajak, yang sempat menjadi polemik panas di antara kedua kandidat pada masa kampanye, sudah dengan sendirinya membenarkan hal ini.
Sektor luar negeri pun sama saja. Neraca transaksi berjalan selalu defisit. Neraca dagang dibebani oleh tingginya impor minyak dan gas sehingga nilai surplusnya tidak kuasa menutup defisit neraca jasa. Imbasnya, perekonomian bergantung pada arus dana dari neraca modal dan neraca finansial yang mudah sekali berpindah.
Keempat hal tersebut terjalin ke suatu mata rantai yang saling berhubungan. Sebagai contoh, upaya untuk menekan impor berakibat pada ketersediaan pasokan bahan baku dan bahan penolong di dalam negeri. Akibatnya, harga output menjadi mahal sehingga kalah bersaing di pasar internasional.
Efek putaran berikutnya lebih berat. Di pasar barang, volume ekspor tertekan, kinerja produsen melorot, dan ujung-ujungnya adalah pemutusan hubungan kerja. Di sektor finansial, besaran surplus neraca dagang menurun dan ketersediaan valuta asing berkurang sehingga nilai tukar rupiah berfluktuasi, yang berimbas lagi pada kapasitas produksi.
Maka, kebijakan ekonomi pada lima tahun mendatang harus dirancang secara komprehensif agar tercipta sinergi untuk menyasar berbagai persoalan mendasar dalam struktur perekonomian nasional. Tanpa kecermatan, strategi yang dipilih malah bisa menggagalkan semua tujuan.
Dalam lingkungan global yang sedang tidak kondusif, pergeseran orientasi ekonomi ke dalam negeri patut dijadikan strategi alternatif. Sifat perekonomian terbuka tetap menjadi strategi terbaik, tapi perlu dilengkapi dengan sejumlah karakteristik agar lebih optimal. Dengan cara ini, perekonomian tidak alergi terhadap gejolak eksternal.
Penguatan pasar dalam negeri adalah kunci untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. Kepiawaian presiden dan kabinet ekonominya dalam mengkombinasikan pertumbuhan, distribusi, stabilisasi, dan keseimbangan akan sangat menentukan arah perkembangan ekonomi pada masa mendatang.
Share:

Recent Posts