![Iuran Tak Naik, BPJS Ramal Defisit Bisa Tembus Rp77 T di 2024](https://akcdn.detik.net.id/visual/2016/06/29/070f37f1-8c43-4cf2-8843-6388d170343b_169.jpg?w=650)
Jakarta, CNN Indonesia -- memprediksi keuangan mereka bisa makin melebar jika pemerintah tidak segera menaikkan kepesertaan. Untuk 2020 mereka memperkirakan defisit bisa mencapai Rp39,5 triliun.Defisit terjadi karena biaya jaminan mencapai Rp141,1 triliun sedangkan pendapatan hanya Rp96,5 triliun. Lalu pada 2021 defisit diprediksi mencapai Rp50,1 triliun karena biaya jaminan mencapai 160,9 triliun sedangkan pendapatan hanya Rp104,8 triliun.Selanjutnya, pada 2022 angkanya diprediksi mencapai Rp58,6 triliun karena biaya jaminan sebesar Rp179 triliun namun pendapatan hanya Rp113,5 triliun.Pada 2023 jumlah defisit diyakini bisa membengkak hingga Rp67,3 triliun karena biaya jaminan mencapai Rp198 triliun sedangkan pendapatan hanya Rp122,7 triliun.
Karena itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris mengatakan keputusan perlu diambil dengan cepat. "Kalau kami tidak melakukan upaya- upaya policy mix artinya meningkatkan iuran kemudian kaitannya dengan bauran kebijakan, maka akan terjadi defisit ini semakin lebar," katanya, Senin (2/9).Ia bilang defisit juga dipicu selisih antara biaya kesehatan dengan iuran yang dibayarkan oleh peserta BPJS Kesehatan. Ia menyebut rata-rata iuran pada 2018 sebesar Rp36.200 sedangkan biaya kesehatan sebesar Rp46.500 per orang per bulan.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190902145709-78-426831/iuran-tak-naik-bpjs-ramal-defisit-bisa-tembus-rp77-t-di-2024